AksiLingkungan.com - Berdasarkan koleksi dari Ambon, suku Orchidaceae ini didiskripsikan oleh
G.E. Rumphius pada tahun 1950 dan merupakan salah satu jenis anggrek
yang menarik diantara ribuan anggrek yang tersebar menghuni seluruh pelosok
nusantara. Warna bunga sebagian besar putih bersih dan hampir membundar
menyerupai bulan dari kejauhan, itu sebabnya ia diberi nama Anggrek Bulan.
Tidak mengherankan pula, jika puspa pesona ini banyak digunakan sebagai
induksilangan.
Anggrek epifit ini berbatang pendek, daunnya tebal, rangkaian bunganya dapat
mencapai satu meter dan seringkali bercabang. Kelopak dan mahkotanya
tersusun pada satu bidang dan hampir bundar dengan warna putih bersih.
Bibirnya tebal, melengkung dan terdiri dari tiga cuping, bagian tengahnya
merunclng dengan dua sulurdi kiri kanannya. Rangkaian bunganya menjurai
anggun dan dapat menghasllkan 10-20 kuntum bunga mekar dan berurutan
dari pangkal ke ujungnya.
Anggrek Bulan tersebar di Indonesia sampai Queensland, Australia.
Meskipun biasa tumbuh di alam yang terbuka, tetapi bisa dibudidayakan
dengan sedikit naungan, bijinya yang sangat kecil di alam, berkecambah bila
berasosiasi dengan jamur mikoriza. Anggrek Bulan bisa dibiakkan secara
buatan melalui bijinya karena jarang menghasllkan anakan.
Anggrek Bulan yang pada Keputusan Presiden No. 4 Tahun 1993 telah
ditetapkan sebagai PUSPA PESONA ini dapat berbunga sepanjang tahun.
Nama daerah : Anggrek putih, Bombo terang, Anggrek colan
0 comments:
Post a Comment