AksiLingkungan.com - Merupakan salah satu kelompok burung pemangsa di hutan hujan yang hidup
di Asia Tenggara. Elang Jawa adalah salah satu burung pemangsa berjambul
mewakili marga Spizaetus, yang baru dapat diketahui sebagai satu spesies
endemik. Pulau Jawa pada tahun 1953 (Amadon 1953), dan mungkin
membentuk superspesies karena kekerabatannya paling dekat dengan Elang
Gunung (Spizaetus nipalensis) dan Elang Filipina (Spizaetus philipesis).
Elang Jawa berburu dari tempat bertenggernya di dalam hutan, atau terbang
rendah di atas tajuk kemudian terbang turun ke dalam dedaunan. Makanannya
terdiri dari mamalia pohon seperti tupai pohon, bajing, kelelawar dan anak
monyet. Agak jarang memangsa burung, seperti kerabat merpati, ayam
kampung atau reptilia. Cakar keduanya yang relatif pendek merupakan bukti
bahwa spesies ini tidak terbiasa menangkap burung-burung sewaktu terbang
dan tentu saja burung-burung yang kuat terbang tidak terlalu takut terhadap
Elang Jawa dibandingkan dengan alap-alap atau jenis elang lainnya.
Penetapan Elang Jawa sebagai salah satu satwa Nasional karena
kemiripannya dengan mitos Burung Garuda, bermula dari sekitar abad X
Masehi. Dan selanjutnya mitos tersebut diabadikan menjadi lambang dari
kekuatan Bangsa Indonesia yang tidak akan berakhir.
Elang Jawa merupakan spesies indikator ekosistem yang seimbang. Di mana
populasi Elang Jawa dapat ditemukan, maka dapat diasumsikan bahwa
tatanan lingkungan tempat keberadaannya dalam kondisi utuh. Kehidupannya
kini sangat tergantung pada sisa hutan hujan di Jawa yang merupakan
habitatnya. Sementara populasinya menurun drastis akibat perdagangan dan
penyusutan habitat. Penangkaran tidak mempunyai kontribusi berarti bagi
konservasi Elang Jawa, karena sulit berkembang biak mempunyai kondisi
lingkungan yang terbatas, kalaupun berhasil berbiak, maka keturunannya
Perlu kami sampaikan bahwa puspa dan satwa di atas, seperti yang terdapat
dalam Keppres Nomor 4 Tahun 1993 telah diterbitkan oleh Ditjen Postel
dalam bentuk prangko dan SHP pada tanggal 5 Juni 1993, sebagaimana
gambar di bawah ini:
tidak akan mampu kembali ke alam tanpa bantuan manusia .
Sampul Hari Pertama Prangko 1993
0 comments:
Post a Comment