AksiLingkungan.com - Ikan ini sering dikacaukan dengan ikan arowana yang berasal dari Amerika Selatan
Badan Konservasi Dunia (lUCN) telah memasukkan Ikan Siluk sebagai jenis
yang terancam punah. Alasannya karena menunjukkan penurunan populasi
yang pesat di alam sebagai akibat penangkapan dan daya biaknya yang rendah.
Ada tiga varian menurut warnanya, yakni putih kehijauan, kuning dan merah.
Ikan yang tergolong karnivor ini berbentuk memanjang dan memipih tegak
dengan bagian punggung yang hampir lurus datar dari ujung moncong sampai
sirip punggung. Sirip punggung hampir mendekati sirip ekor. Celah mulutnya
lebar menghadap ke atas depan, letaknya agak di bawah, Pada ujung dagu
terdapat dua tonjolan sungut yang tebal merunclng. Panjang ikan Siluk biasa
mencapai 60 cm. Badannya mampunyai sisik besar dan keras. Kepala tidak
bersisik.
Di alam Ikan siluk ditemui hidup di sungai, berenang dalam gerombolan 4
sampai 6 ekor dan sering terlibat menyambar benda yang hanyut di permukaan
air (karena memang Ikan Siluk merupakan ikan permukaan), begitu pula dengan
makanan atau umpan yang dibuang ke sungai.
Wilayah penyebarannya meliputi Sumatera, Kalimantan Barat, Bangka,
Belltung dan di luar Indonesia penyebarannya Malaysia, Myanmar, Vietnam
dan Muangthai.
Namun khusus yang berwarna merah hanya ada di Kalimantan.
Ikan ini memelihara anaknya di dalam mulut, sampai anaknya mencapai
ukuran panjang kira-kira 6 cm. Telur yang masak ukurannya relatif besar dan
jumlah telur pada setlap kali masak telur jumlahnya sedikit sekali, yakni
lebih 60 butir dengan garis tengah 1 -1,5 cm.
Hari
Nama daerah : Kayangan, Peyang, Kelasa
0 comments:
Post a Comment