AksiLingkungan.com - Ditemukan oleh rombongan Sir Thomas Stamford Raffles (Gubernur East
India Company di Sumatera dan Jawa) dan Dr. Joseph Arnord, seorang naturalis
yang mengadakan ekspedisi di Bengkulu pada tanggal 20 Mei 1818. Kedua
nama tersebut diabadikan menjadi nama latin bunga ini oleh Robert Brown.
Bunga terbesar di dunia dan sebagai tumbuhan asli Indonesia ini termasuk
kategori langka, hanya dapat dijumpai di Sumatera dan Kalimantan. Keunikan
tumbuhannya adalah hanya merupakan misellum yang memparaslttumbuhan
inang, tidak berdaun tetapi dapat menghasllkan bunga berukuran sangat
besar. Penyebarannya yang terbatas, terdapat dalam jumlah yang sedikit
dan jarang dijumpai maka Padma Raksasa ini digolongkan dalam status
rawan (Vulnerable)
Dengan memilih tumbuhan ini sebagai PUSPA LANGKA, diharapkan dapat
meningkatkan kepedulian masyarakat untuk dapat menjaga kelestariannya.
Bunga berumah dua (bunga jantan dan betina terpisah), berdiameter mencapai
100 cm, berwarna merah coklat dan kasar permukaannya, kuncup yang
berukuran kurang lebih 5 cm. Memerlukan waktu sekitar 9 bulan untuk mekar.
Masa mekarnya hanya 4 hari, dan setelah diserbuki oleh serangga, diperlukan
waktu kira-kira 7 bulan untuk menjadi buah. Buah yang terbentuk akan berisi
ribuan biji-biji berbentuk bulat panjang berukuran kurang dari 0,5 mm.
Padma Raksasa adalah tumbuhan parasit sejati pada batang (akar) tumbuhan
inang Tetrastigma leucostaphyllum T. canceolarium, Cissis serrulata dan
Cissusscariosa. Umumnya dijumpai pada batang yang menjalardi permukaan
tanah di hutan primer maupun hutan yang agak terganggu pada daerah yang
bergelombang maupun lereng dan selalu di bawah naungan di ketinggian
5 0 0 - 1.000 dpi.
Musim berbunganya sepanjang tahun, akan tetapi sangat tergantung dari
kondisi lingkungannya.
Nama daerah : Bunga Bangkai, Cendawan muka rimau
0 comments:
Post a Comment